Mengenal Makanan Olahan (Proceed Food)
- kananahealthy
- Feb 26, 2024
- 4 min read

Apa yang terbesit saat mendengar kata proceed food atau makanan olahan? Kita akan berpikir, makanan ini termasuk makanan tidak sehat karena ditambahkan pengawet dan tambahan bahan pangan sintesis lainnya. Biasanya kata "proceed atau olahan" digunakan untuk merujuk pada "proses makanan industri". Apalagi dengan semakin banyaknya berita munculnya penyakit yang disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumi makanan olahan. Sebenarnya, apa sih makanan olahan itu.
Makanan olahan sebenarnya tidak hanya merujuk pada makanan yang dihasilkan dari proses industri. Kegiatan masak memasak sehari-hari dalam rumah tangga juga dapat dikatakan sebagai proceed food atau makanan olahan. Kenapa dinamakan makanan olahan, karena makanan yang disajikan sudah mengalami perubahan bentuk dari wujud aslinya, seperti di potong, direbus dan ditambahkan bahan makanan lainnya. Jadi tidak semua makanan olahan itu tidak baik.
Nah, dari contoh di atas kita bisa tau ternyata hampir semua makanan yang kita makan adalah makanan olahan, terus makanan olahan seperti apa yang baik untuk kita makan? Untuk menjawab pertanyaan ini, para ilmuan atau yang biasa disebut dengan food scientists membuat sistem yang disebut dengan NOVA System. Sistem ini membagi klasifikasi makanan olahan menjadi 4 group. NOVA system sendiri mengelompokkan bahan makanan berdasarkan proses dan tujuan dari pengolahan makanan tersebut. Sistem klasifikasi ini diusulkan oleh tim peneliti dari University of Sao Paulo, Brazil di tahun 2009.
Lalu bagaimana klasifikasi makanan berdasarkan NOVA System ini, yuukk kita bahas satu per satu.
Group 1: Unprocessed and minimal processed food.
Unprocessed food (makanan natural - alami) adalah bagian makanan dari tumbuhan (seperti buah, batang, daun, biji, akar) atau dari hewan (seperti daging, telor, susu, jeroan), dan juga jamur, algae (ganggang) dan air setelah dipisahkan dari alam.
Minimal processed food adalah makanan alami yang diubah dengan metode membuang bagian yang tidak dapat dimakan atau bagian yang tidak diinginkan, juga termasuk didalamnya proses pengeringan, penghancuran, penggilingan, penyaringan, pemisahan fraksi, pemanggangan, perebusan, fermentasi non-alkoholik, pasterisasi, pendinginan, pembekuan, penempatan dalam wadah, dan pengemasan vakum. Perbedaan antara unprocessed dan minimal processed food ini tidak terlalu signifikan.
Proses dan metode yang digunakan pada bahan alami ini bertujuan untuk menjaga agar makanan alami tersebut dapat mudah untuk disimpan, atau dapat dikonsumsi dengan aman. Jenis makanan pada kategori ini bisanya banyak kita jumpai pada masakan rumah, kantin ataupun restauran.
Group 2: Processed culinary ingredients
Yang dimaksud processed culinary ingredient atau bahan kuliner olahan adalah minyak, mentega, lemak, gula dan garam. Makanan ini berasal dari alam atau bahan alami yang diproses dengan cara diperas, disaring, digiling atau dikeringkan. Awal mulanya, metode yang digunakan untuk membuat bahan kuliner olahan ini cukup sederhana namun sekarang proses ini sudah banyak dilakukan secara industri agar bahan kuliner olahan ini dapat tahan lama sehingga dapat digunakan untuk mempersiapkan, memberi rasa dan memasak makanan sehari-hari. Bahan makanan ini dirancang untuk digunakan di dapur rumah, restauran dan kantin.
Bahan kuliner olahan, biasanya dijadikan campuran bahan makanan lainnya untuk dapat mudah dimakan dan memberikan rasa yang lebih baik. Contohnya, minyak digunakan untuk menggoreng ikan atau ayam yang sudah dibumbui agar memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan memakan ikan secara segar. Mentega, garam dan gula biasanya ditambahkan pada masakan agar mendapatkan rasa yang lebih gurih, atau manis.
Walaupun demikian, penggunaan bahan kuliner olahan ini harus diperhatikan supaya tidak terlalu banyak. Ketika digunakan dengan seimbang, bahan masakan ini bisa menghasilkan hidangan yang lezat dan seimbang secara nutrisi dan rendah kalori dibandingkan dengan produk makanan siap saji.
Group 3: Processed Food
Bahan makanan yang termasuk dalam group ini adalah sayuran atau biji-bijian dalam kaleng, buah yang diawetkan dalam sirup (manisan buah), ikan kaleng yang diawetkan dengan minyak, roti, keju. Bahan makanan dikategori group 3, dibuat dengan menambahkan garam, gula, minyak atau bahan makanan lainnya yang termasuk dalam group 2 ke group 1. Proses ini melibatkan berbagai metode penyimpanan atau memasak, serta fermentasi non-alkohol pada roti dan keju.
Pada dasarnya proses pengolahan ini ditujukan untuk meningkatkan masa simpan dan mengingkatkan rasa dari makanan yang ada di group 1. Biasanya, processed food (makanan oahan) terdiri dari 2-3 bahan makanan, dan merupakan versi modifikasi dari bahan makanan di group 1. Makanan pada kategori ini biasa disajikan sebagai bagian dari hidangan, tapi bisa juga dimakan sendiri sebagai camilan (snack). Rasanya pun enak.
Serupa dengan group 2 (processed culinary ingredients), awal mula processed food menggunakan metode yang sederhana. Namun sekarang sudah banyak diproses secara industri. Prosesnya bisa berupa pengalengan dan penyimpanan dalam botol dengan menggunakan minyak, gula, atau garam; serta metode penyimpanan seperti pengasinan, penyimpanan dalam garam, pengasapan, dan pengawetan. Bahan-bahan ini meresap ke dalam makanan dan mengubah sifat alaminya.
Produk makanan olahan biasanya masih memiliki wujud dasar dan sebagian besar bahan dari wujud aslinya. Ketika digunakan dengan seimbang, bahan masakan ini bisa menghasilkan hidangan yang enak dan seimbang secara nutrisi dan rendah kalori dibandingkan dengan produk makanan siap saji.
Group 4: Ultra-processed food
Umumnya, ultra-processed food (makanan ultra-olahan) dibuat melalui serangkaian teknik dan proses industri (oleh karena itu disebut 'ultra-olahan'). Contohnya minuman ringan berkarbonasi (soft drink), camilan kemasan, permen, roti kemasan, kue, margarin, sereal sarapan manis, yogurt buah, minuman 'energi', hidangan siap saji, dan masih banyak lagi.
Proses pembuatannya sendiri dimulai dari membongkar makanan menjadi zat seperti gula, minyak, protein, pati, dan serat. Zat-zat ini biasanya diambil dari tanaman hasil tinggi (kaya jagung, gandum, kedelai) atau dari daging hewan yang diolah, biasanya dari peternakan besar.
Kemudian, zat-zat ini bisa dimodifikasi lebih lanjut, dicampur menggunakan teknik-teknik industri seperti ekstrusi, cetakan, dan penggorengan. Agar rasanya enak, makanan ini ditambahkan pewarna, penguat rasa, emulsifier, dan bahan tambahan lainnya. Produk akhirnya dibungkus menggunakan kemasan cantik yang umumnya terbuat dari bahan sintetis.
Untuk memudahkan memahami NOVA system, kita bisa lihat pada gambar dibawah ini:
Dari sini cukup jelas ya, bahwa tidak semua makanan olahan itu tidak baik. Dengan kita mengetahui cara makanan tersebut diolah akan memberikan gambaran nutrisi yang dapat diberikan pada tubuh kita saat kita mengkonsumsinya.
Kira-kira, setiap harinya kita banyak memakan makanan dalam group berapa?
Kalau ga mau ketinggalan artikel selanjutnya, bisa subscribe (gratis) biar bisa baca langsung dari email..
Reference:
Comments